Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora gerak cepat melakukan penanganan darurat pasca banjir yang melanda 14 kecamatan.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Blora, Ir. Surat, ST., MT., menjelaskan, pihaknya bersama dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan BBWS Bengawan Solo saling kolaborasi, bergotong royong dan bahu membahu mulai melakukan giat tanggap darurat pasca banjir di Kab. Blora yang terjadi pada hari Senin (19/5/2025) hingga Selasa (20/5/2025).
“Sementara ini giat tanggap darurat dilaksanakan dengan memprioritaskan pembersihan sampah banjir pada alur sungai, kanal banjir dan saluran drainase, dan salah satunya dilakukan menindaklanjuti laporan warga desa Gedongsari terkait banjir akibat luapan sungai diperparah oleh tumpukan sampah dan bambu di hulu jembatan Badong. Tujuannya agar banjir tidak terulang dan fungsi sungai pulih. Alat berat kami masih di lokasi,” jelas Surat, Kamis (23/5/2025).
Pihaknya mengimbau agar masyarakat ikut menjaga kebersihan alur sungai, kanal banjir dan saluran drainase dengan cara tidak mengotorinya dengan sampah.
“Karena menjaga kebersihan lingkungan, saluran drainase, saluran kanal banjir dan sungai sesungguhnya merupakan bagian dari ibadah kita kepada Tuhan dan memberikan manfaat bagi sesama,” ajaknya.
Surat menambahkan, sekecil apapun usaha kita untuk ikut menjaga kelestarian alam, hutan dan lingkungan kita sesungguhnya merupakan langkah besar kita untuk mencegah terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor.
“Mitigasi banjir dimulai dari disiplin warga. Buang sampah pada tempatnya,” tegasnya.
Sekecil apapun usaha kita untuk ikut menjaga kelestarian alam, hutan dan lingkungan kita sesungguhnya merupakan langkah besar kita untuk mencegah terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor.
Ia mengingatkan pada masyarakat suapaya waspada terhadap cuaca ekstrim yang diprediksi BMKG berlanjut hingga minggu-minggu mendatang.
“Jika hujan deras 3-4 jam terjadi, warga harus siap siaga dan memeriksa saluran drainase di lingkungan masing-masing,” pesannya.
Terkait Penanganan Jangka Panjang Reboisasi dan Tata Kelola Lahan. Pasca banjir, Pemkab Blora akan menggelar rapat koordinasi lintas sektor, melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dan Perhutani, untuk menata ulang daerah aliran sungai (DAS) kritis.
“Reboisasi dengan tanaman keras di hutan kritis dan pengendalian perubahan lahan jadi kunci pencegahan banjir ke depan,” jelasnya.
(Tim Dinkominfo Blora)