Ketua Koperasi Tebu Rakyat (KPTR) Manteb Blora, Ir. Bambang Sulistya, M.MA, melaksanakan kunjungan dan silaturahmi ke pabrik gula PT. Gendhis Multi Manis Badan Urusan Logistk (GMM-Bulog) guna mengetahui kegiatan pelaksanaan giling tebu awal dan target yang ingin dicapai di tahun 2025.
“Tujuan dari kunjungan kami kemarin untuk mengetahui kegiatan pelaksanaan giling tebu awal dan target yang ingin dicapai baik harga tebu, produksi tebu yang akan digiling maupun peluang untuk memperoleh kesempatan membeli gula produk di PT. GMM Bulog,” kata Bambang Sulistiya, di Blora, Jumat (9/5/2025).
Kunjungan tersebut dilakukan karena kegiatan pelaksanakan awal Giling tebu 2025 PT. GMM Bulog hari Rabu 7 Mei 2025 telah direalisasikan.
Bambang Sulistya yang juga mantan Sekda Blora, mengungkapkan sebagai salah satu pilar perekenomian di Indonesia koperasi juga memiliki peran penting untuk mengatasi permasalahan ekonmi guna mendukung ketahanan pangan nasional.
“Koperasi Petani Tebu (KPTR) adalah koperasi yang fokus pada kegiatan agribisnis tebu, termasuk menyediakan sarana produksi dan memberikan pinjaman modal kepada anggotanya yang merupakan petani tebu. KPTR berfungsi sebagai jembatan antara petani tebu dan pabrik gula, memudahkan proses penjualan tebu dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ungkapnya.
Membersamai kunjungan tersebut, pimpinan umum Koran Lokal DIVA Abas A. Darsono dan Abdul Munib serta Agus wirausahawan yang bergerak di bidang agribisnis.
Manajer Tanaman PT. GMM., Rahmatulah, menerimanya dengan penuh antusias, ramah dan komunikatif serta mengedepankan amalan pelayanan prima di ruang kerjanya.
“Memang musim giling tebu 2025 ditargetkan oleh Direktur Operasional PT. GMM Bulog, Bapak Krisna Murtianto, tebu yang bisa digiling selama musim giling 2025 mencapai 400 ribu ton tebu dengan rendemen 8%,” jelas Rahmatulah.
Target tersebut melampaui realisasi musim giling 2024 dan pernah dicapai oleh PT. GMM Bulog pada musim giling beberapa tahun sebelumnya.
“Antusias pengiriman tebu oleh para petani pada awal giling tebu 2025 sudah melampaui target,” jelasnya.
Walaupun harga pembelian tebu yang diputuskan oleh PT. GMM Bulog sebesar Rp74.000/kw untuk tebu dalam dan Rp76.000/kw tebu luar masih lebih rendah dibanding harga tebu di paprik gula Rendeng Kudus dan pabrik gula Pakis Baru Pati, yakni sebesar Rp81.000/kw.
Untuk itu pihak managen PT. GMM Bulog akan terus berbenah diri berupaya meningkatkan kinerja dengan membangun kemitraan dan komunikasi intensif dengan para petani tebu serta mengadakan evaluasi tentang harga tebu.
Rahmatulah juga mengungkapkan bahwa kualitas gula yang dihasilkan oleh pabrik gula PT. GMM Bulog, kelasnya istimewa, yaitu warna putih bersih, lebih sehat untuk dikonsumsi dan tingkat kekeringan gula dibawah standar resmi kekeringan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Peluang untuk membeli gula dari produk PT. GMM Bulog sangat terbuka dengan catatan tentu tetap mengacu pada prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak managemen.
Disampaikan lebih lanjut, apabila gula yang diproduksi oleh pabrik gula PT. GMM Bulog, bisa dibeli oleh masyarakat itu merupakan bentuk promosi kalau gula dari PT. GMM Bulog digemari karena kualitasnya dan sehat untuk dikonsumsi.
Ia menitipkan pesan bahwa pihak managemen PT. GMM Bulog siap menerima masukan, ide gagasan dan kritik yang bersifat membangun guna meningkatkan kinerja pada musim giling 2025.
Untuk diketahui, sehari sebelumnya, Selasa (6/5/2025) selamatan giling tebu dilaksanakan PT. GMM Bulog, yang dihadiri oleh berbagai pihak terkait termasuk hadirnya Bupati Blora Dr. H. Arief Rohman SIP., MSi.
Bupati Blora Arief Rohman, memberi apresiasi positif kepada pihak managemen PT. GMM Bulog atas akan dimulainya musim giling tebu 2025.
Bupati Blora berharap agar kinerja pihak managemen PT. GMM Bulog pada masa giling 2025 harus lebih baik dari pada musim giling 2024 dan dapat menggiling tebu mencapai target 400 ribu ton dengan rendemen 8%.
“Sehingga pencapaian swasembada gula segera terwujud dan kesejahteraan petani tebu di Kabupaten Blora makin mantab,” ucapnya.
(Penulis : Kontributor/BS).