Seputar Blora

Filosofi Lima Jari dan Introspeksi Diri Membalut Halalbihalal Keluarga Dinkominfo Blora


Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten Blora menyelenggarakan halalbihalal dalam rangka merayakan Lebaran 2023 atau Idulfitri 1444 Hijriah.

Acara yang dihadiri pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dinas setempat bersama istri/suami, berlangsung dengan suasana kekeluargaan dan khidmat di joglo wisata kuliner Desa Tempuran, Kecamatan Blora, Kabupaten, Rabu (3/5/2022) siang.

"Atas nama pribadi dan keluarga, saya mengucapkan selamat Idulfitri 1444 Hijriah, mohon maaf lahir dan batin,” kata Kepala Dinkominfo Blora, Pratikto Nugroho, S.Sos., MM.

Pada kesempatan itu Kepala Dinkominfo Blora Pratikto Nugroho, S.Sos., MM., memberikan spirit kepada pegawai ASN dengan menguraikan filosofi lima jari yang ada di tangan manusia.

“Dari lima jari kita bisa ingat, bahwa kita berusaha untuk sepenuhnya, berusaha sepenuh hati untuk mengejar apa yang diharapkan oleh Tuhan kepada kita,” ucapnya.

Kata ‘Jari’ dalam bahasa Jawa disebut ‘deriji’, sedangkan kata ‘lima’ dalam bahasa Jawa disebut ‘limo’. Jadi lima jari ini dalam bahasa Jawa disebut ‘deriji limo’.

Kelima jari tersebut dalam bahasa jawa yakni meliputi jempol (ibu jari), panuduh (telunjuk), panunggul (jari tengah), manis (jari manis) dan jentik (jari kelingking).

Yang pertama, lanjut Kepala Dinkominfo Blora, jempol yang biasa kita gunakan untuk menunjukkan kebaikan.

“Dari filosofi jempol, karena betapa baiknya hidup kita dalam keseharian, kalau kita selalu memberikan rasa hormat pada orang lain, mengakui kelebihan orang lain, memberikan penilaian kepada orang lain lebih, sehingga kita tidak suuzan (berprasangka buruk),” terangnya.

Yang kedua, jari telunjuk. Sebagaimana namanya, jari telunjuk atau panuduh mewakili nasihat bahwa kita sebagai manusia harus bisa menjadi panutan yang baik bagi orang-orang di sekeliling kita.

“Orang yang suka tunjuk itu biasanya adalah orang yang tegas. Tegas baik di dalam bekerja maupun di dalam rumah tangga,” katanya.

Selanjutnya, yang ketiga, jari tengah atau panunggul mengingatkan agar kita tidak mengunggulkan diri sendiri alias tidak boleh bersikap sombong.

“Bagaimana kita itu nyawiji marang sing gawe urip (Allah), kalau bisa jangan sampai goyah,” jelasnya.

Sedangkan, yang keempat, jari manis, intinya bahagia. Jari manis itu bisa diisi emas, seperti cincin dan lainnya. Supaya dibuat semanis mungkin, bisa dilihat orang, dinikmati orang.

“Itu menggambarkan filosofi bahwa kehidupan rumah kita yang harus selalu harmonis, berhubungan dengan sesama, kebersamaan, sehingga hidup itu semakin manis,” jelasnya.

Kemudian yang kelima adalah jari kelingking (jentik), menggambarkan bagaimana kita memiliki komitmen dalam hal apapun serta kepada siapapun.

“Terutama komitmen dalam mengarungi kehidupan bersama dalam komunitas keluarga, kantor/dinas dan sebagainya. Selama kita memandang dan memaknai sebagai satu komitmen, niatan keluarga, tentu saja tidak akan goyah,” tambahnya.

Melalui spirit filosofi lima jari, tambah Kepala Dinkominfo Blora, berharap supaya ada perubahan, karena hidup harus berubah untuk yang lebih baik.

“Jadi di Syawalan ini saya mengajak kepada semuanya, untuk berubah dalam hal apapun, sehingga memberi nilai tambah bagi keluarga,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama Sekretaris Dinkominfo Blora Ir. Tedi Rindaryo Widodo menyampaikan, sebagai umat muslim, setelah Ramadan sebagai event menggodok diri, terutama terkait dengan pengendalian hawa nafsu, maka ketika di bulan Syawal, yang dalam hal ini merupakan Idulfitri, diharapkan kita semua kembali ke fitrah kita.

Kemudian, kita punya tradisi yang luar biasa, yaitu halalbihalal, yang ada di Indonesia. Harapannya, betul-betul ketika kita masuk ke event halalbihalal ini, kita bisa saling maaf memaafkan.

“Memang memberi maaf itu mudah, tetapi yang paling hakekat itu memaafkan itu sendiri. Apakah betul kita sudah memaafkan, atau hanya sekadar memberi maaf. Karena kalau memberi maaf itu hanya terucap di mulut, tetapi kalau memaafkan itu sudah sampai ke hati kita,” terangnya.

Bahwa, kita memaafkan orang-orang yang pernah berbuat salah maupun kita mohon maaf dengan ikhlas kepada orang-orang yang mungkin membuat orang dengan sengaja atau tidak menjadi sakit hati atau tersinggung.

“Kita mungkin saling bermuhasabah, kita introspeksi diri kita masing-masing kira-kira apa sih yang perlu kita perbaiki pasca Ramadan ini, terhadap diri kita utamanya, yang kedua terhadap lingkungan di sekitar kita, dari ring yang terdekat, keluarga, teman di kantor atau lebih luas lagi masyarakat di sekitar kita,” bebernya.

Tujuannya, agar capaian selama bulan Ramadan betul-betul bisa terimplementasikan di dalam kehidupan kita pasca bulan Ramadan.
“Artinya semua orang harus bisa membuka hati untuk menjalin hubungan yang baik, satu dengan yang lainnya,” tambanya.

Ibaratnya, kata Sekdin Kominfo Blora, kalau orang bijak mengatakan, seperti mata dengan tangan.

“Kalau tangannya terluka mata menangis, kalau mata menangis, tangan akan mengusap matanya. Ada hubungan timbal balik, ada hubungan kasih sayang disitu. Jadi saling merasakan, saling empaty dan simpati, bagaimana bisa merasakan, memberikan ketenangan kepada teman yang lain atau orang lain di sekitar kita,” tuturnya.

Hal itu, sebenarnya yang diharapkan dalam event halalbihalal, tidak sekadar formalitas. Kita saling maaf memaafkan.

“Sekali lagi, yuk kita janji kepada diri kita masing-masing, bagaimana kita bisa membangun keluarga Dinkominfo Blora, bisa lebih baik lagi, bisa lebih solid lagi, tidak ada yang merasa pintar di antara yang lain. Jika ada teman yang tidak mampu yuk dibantu, jika ada teman yang butuh informasi yuk diberikan,” jelasnya.

Jadi, guyubnya keluarga besar Dinkominfo Blora, sebenarnya tergantung dari individu-individu yang ada di Dinkominfo sendiri.
“Mau gak sih, kita saling merekatkan satu dengan yang lain, saling menghargai satu dengan yang lain. Tidak ada satu individu yang merasa lebih dari yang lain, karena bagaimanapun kita ini adalah makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri. Sepintar apapun kita, jika tidak ada orang lain kita tidak akan berguna. Ini yang perlu kita sadari bersama,” ucapnya.

Dalam halalbihalal selain disajikan kuliner masakan ikan dengan aneka cita rasa, acara itu sebelumnya dihibur oleh penyanyi lokal dan beberapa ASN Dinkominfo yang tampil membawakan lagu.  Di akhir acara, satu persatu secara maraton dan berkeliling, pegawai ASN Dinkominfo Blora bersama istri dan anak berjabat tangan untuk saling memaafkan.

Hadir pada acara halalbihalal, Sekdin BKD Blora Bambang Setya Kunanto, SE bersama istri, Kepala DPMPTSP Blora Bondan Arsiyanti,SH., M.Si, Kepala Bidang Dinkominfo Blora, Ketua dan pengurus Dharma Wanita Persatuan (DWP) serta PKK Dinkominfo Blora. (Dinkominfo Blora).

    Berita Terbaru

    UDD PMI Blora Kini Punya Gedung Baru Untuk Pusat Pelayanan Kemanusiaan
    16 Mei 2024 Jam 13:44:00

    Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Blora. Ir. Sutikno Slamet menjelaskan sebagaimana...

    Pengurus APTRI Blora Masa Bhakti 2024-2029 Dilantik, Diharapkan Bisa Bersinergi Dengan Pemda Berperan Dalam Program Pergulaan Nasional
    15 Mei 2024 Jam 14:39:00

    Bupati Blora Arief Rohman, S.IP., M.Si mengharapkan Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia...

    Kesepuluh Kali Blora Raih Opini WTP dari BPK
    14 Mei 2024 Jam 17:39:00

    Pemerintah Kabupaten Blora berhasil memperoleh predikat Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)...