Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Dinnakikan) Kabupaten Blora drh. Gundala Wejasena menyatakan Rumah Potong Hewan (RPH) di wilayah setempat sudah tidak layak sehingga perlu dibangun yang lebih bersar, modern dan representative.
Hal itu disampaikannya ketika memantau pemotongan dan melakukan pemeriksaan hewan kurban di RPH Blora bersama Sekretaris Dinnakikan, petugas kesehatan dan dokter hewan, Jumat (31/7/2020).
“RPH nya sangat sudah tidak layak, sangat kadaluwarsa. Tentunya kita perlu membuat RPH yang besar, yang modern. Bisa menampung pemotongan yang lebih banyak. Ini kan untel-untelan (berjubel). Sehingga kita mohon perhatian semua pihak segera dibangun rumah potong hewan yang lebih repersentative,” kata Kepala Dinnnakikan Kabupaten Blora drh. Gundala Wejasena.
Belum lagi, tambahnya, pembuangan limbah potong juga perlu mendapat perhatian.
“Ada dua RPH, di Blora dan Cepu. Keduanya sudah sangat tidak layak,” tandasnya.
Dari pemantaun dan pemeriksaan postmortem atau sesudah disembelih pada daging dan jeroan hewan kurban (bagian dalam tubuh), menurut Gundala, sangat baik dan bagus.
“Hasilnya bagus, biasanya ada cacing. Ini tidak ada, jadi sesuatu yang luar biasa,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinnakikan Kabupaten Blora drh Tejo Yuwono menambahkan, tidak diketemukannya cacing pada hasil pemeriksaan postmortem karena selama ini para peternak sapi di Blora mendapatkan bantuan obat cacing secara gratis dari Dinnakikan Blora.
“Jadi para perternak telah mendapatkan bantuan obat cacing gratis dari Dinas. Harapannya ke depan para peternak bisa memberikan obat cacing secara mendiri,” kata dia.
Selain melakukan pemantuan di RPH, tim Dinnakikan Blora juga melakukan pemantaun dan pemeriksaan di beberapa tempat yang menyelenggarakan pemotongan hewan kurban seperti di Polres Blora dan Perumnas Blora. (Dinkominfo Kab. Blora).