Hampir 54 Persen Bidang Industri di Blora Terdampak Pandemi Covid-19


Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Diperinaker) Kabupaten Blora menyatakan di bidang industri  hampir 54 persen terdampak  pandemi Covid-19 dari jumlah industri yang ada sebanyak 11.984.

“Ini luar biasa. Kebanyakan yang terdampak adalah industri kecil dan menengah. Yang sangat terdampak adalah industri makanan dan minuman,” ucap Plt Kepala Dinperinnaker Blora Achmad Nur Hidayat, SH, M.Si, MM dalam konferensi pers di media center posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Blora, Selasa (16/6/2020).

Hal itu, lanjutnya, karena pangsa pasar di masyarakat turun drastis dalam pandemi Covid-19 dan disisi lai bahan pokoknya semakin meningkat atau semakin mahal.

“Oleh sebab itu, recovery-nya harus ada stimulus dari pemerintah. Mudah-mudahan Pemerintah Kabupaten Blora bisa mengadakan stimulus terhadap industri kecil dan menengah,” ucapnya.

Disampaikan lebih lanjut di bidang perusahaan yang sangat terdampak ada enam hotel dan tiga perusahaan.

“Hotel Kencana, Allium, Arra, Ammi, Same Hotel, dari pantauan kami sudah sedikit yang melakukan aktivitasnya. Salah satu hotel yaitu Same Hotel yang sampai saat ini masih belum melaksanakan aktivitas atau masih kolap,” jelasnya.

Artinya, dampak pandemi Covid-19 ini sangat dirasakan baik itu pelaku industri maupun para pekerja.

“Dimungkinkan Same Hotel ini akan tutup, bahkan sebelum pandemi Covid-19 tingkat huniannya tidak signifikan,selama pandemi tidak melakukan kegiatan,” ungkapnya.

Disebutkan untuk tenaga kerja yang terdampak di bidang itu, sesuai yang didata sebanyak 553 orang. Namun setelah diverifikasi oleh Dinsos P3A berjumlah 499 orang.

“Dan ini, insya allah mendapatkan BLT,” ucapnya.

Menurut dia, ada beberapa perusahaan yang masih tetap eksis dan tidak terdampak sama sekali. Yang pertama distributor Wings, PT Citra Niaga Citra Lestari.

“Masih bisa memberikan THR meskipun satu kali gaji,” terangnya.

Yang kedua, lanjutnya, PT Mustika Jaya, yaitu distributor yang bergerak dari produk Mayora.

“Ini luar biasa, karena teman-teman yang kerja disana THRnya dua kali gaji,” tambahnya.

Berikutnya PT Karisma Mandiri yang bergerak di bidang arang briket yang berada di Kecamatan Kunduran.

Dikatakan lebih lanjut, pekerja migran yang terdampak Covid-19 berdasarkan catatan yang dihimpun sementara ini baru 22 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI).

“Dari 22 ini, dua oran hari ini baru kita jemput di Tanjung Mas, statusnya adalah deportase dari Malaysia. Dari jumlah 22 ini yang dideportasi enam orang, yaitu Todanan empat dan Jepon dua orang,” ungkapnya.

Masih menurut Achmad Nur Hidayat, sejak 11 April 2020 Menteri Tenaga Kerja telah mengusulkan kartu pra kerja.

“Alhamdulillah warga Blora yang sudah terverifikasi di Kementerian Tenaga Kerja berjumlah 794 orang. Artinya mereka sudah siap untuk mendapatkan pelatihan sesuai yang disukai dan diharapkan calon tenaga kerja ini,” jelasnya.

Setelah empat bulan pelatihan, kata dia, akan mendapatkan subsidi Rp600.000,00 tiap bulan selama empat bulan sambil menunggu nanti mereka ready mendapatkan pekerjaan.

Berkaitan dengan pelayanan kartu kuning, lanjutnya, sudah dibuka mulai 5 Juni 2020. Sampai hari ini, Selasa (16/6/2020) pukul 11.00 WIB, kata dia, sudah melayani sebanyak 235 pencari kartu kuning.

Pemerintah kabupaten Blora, dalam mensikapi dampak Covid-19 ini, menurut dia, telah berbuat banyak melalui UPTD Balai Latihan Kerja (BLK) Dinperinnaker yang telah membuat Alat Pelindung Diri (APD) sebanyak 3.500 buah yang bahannya dari RSUD Blora, RSUD Cepu dan Dinas Kesehatan Kabupaten Blora.

“Kami berharap kerja keras dari teman-teman ini berkah dan semoga kabupaten Blora segera terlepas dari pandemi Covid-19,” ujarnya.

Di samping itu, ASN Dinperinnaker melakukan swadaya membuat masker sebanyak 2.000 buah yang non APBD dan pemerintah.

“Jadi swadaya dari teman-teman Dinas Perinnaker. Dan tenaganya adalah alumni BLK Blora yang sudah dilatih dan mahir, mereka menyumbangkan tenaganya,” kata dia.

Baru-baru ini, tambahnya, pihaknya mendapatkan anggaran dari APBN 2020 lewat Balai Besar Pengembangan Pelatihan Kerja di Semarang untuk membuat 250 APD (baju hazmat).

“Sisa bahan APD dimanfaatkan untuk membuat masker. Hari ini kami serahkan kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sebanyak 250 APD dan 1000 buah masker,” pungkasnya. (Dinkominfo Kab. Blora).


    Berita Terbaru

    Berusia 74 Tahun, RSUD dr. Soetijono Blora Punya 6 Inovasi Layanan Kesehatan
    25 April 2024 Jam 17:47:00

    Bertepatan dengan peringatan ulang tahunnya ke-74, Kamis (25/4/2024), RSUD dr. R. Soetijono...

    Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Blora Minta Guru Semakin Kreatif dan Inovatif
    24 April 2024 Jam 00:58:00

    Bupati Blora H. Arief Rohman secara resmi membuka Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar, Program...

    PENGUMUMAN PENGADAAN CALON DEWAN PENGAWAS PERUMDA AIR MINUM TIRTA AMERTA KABUPATEN BLORA
    23 April 2024 Jam 10:55:00

    Perumda Air Minum Tirta Amerta Kabupaten Blora membuka kesempatan bagi ASN untuk mengisi...