Kabupaten Blora Potensial Untuk Budi Daya Lebah Madu


Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah I mengoptimalkan pembinaan budi daya lebah madu di wilayah Kabupaten Blora karena dinilai potensial dan prospektif baik pengembangan, proses hingga pemasaran.

Jati Wiyono, penyuluh kehutanan Cabang Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah Wilayah I (Kabupaten Blora) mengemukakan, ada beberapa wilayah yang potensial untuk budi daya lebah madu di di Kabupaten Blora, di antaranya Kecamatan Blora, Sambong, Jiken, Jepon, Ngawen, Japah, Todanan dan Banjarejo.

Menurutnya bunga tanaman jeblungan dan sangketan yang banyak dijumpai di kawasan itu, ternyata menghasilkan nektar atau sari bunga tanaman sebagai pakan lebah.

“Bunga tanaman jeblungan dan sangketan mungkin sering diabaikan, tetapi sejatinya pada bunga itu menghasilkan nektar atau sari bunga, cairan manis kaya gula yang diproduksi bunga. Nektar ini menjadi sumber makanan lebah,” katanya, di Blora, Selasa (24/9/2019).

Selain nektar, kata Jati Wiyono, bunga tanaman jeblungan dan sangketan juga sebagai penghasil bee pollen, yakni serbuk sari dari lebah yang mengandung karbohidrat, protein, asam lemak, antioksidan, serta vitamin dan mineral. Bee pollen terbentuk dari campuran serbuk sari, nektar, madu, dan cairan tubuh lebah.

“Beberapa tahun belakangan ini, bee pollen menjadi pusat perhatian karena dipercaya memiliki banyak manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh,” jelasnya.

Sejumlah pembudidaya, lajutnya, sudah menuai hasil panen madu asli yang berkualitas bagus dan bermanfaat untuk aneka kebutuhan.

“Budidaya lebah madu termasuk kategori Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) karena berada di bawah tegakan. Kami terus melakukan pembinanan termasuk membantu pemasaran,” terangnya.

Sementara itu Waluyo, salah seorang pembudidaya lebah madu membenarkan, bahwa di kabupaten Blora potensial.

“Saya sudah buktikan dengan puluhan box berisi lebah, dan lebih kurang 15 hari sudah bisa panen madu,” katanya.

Di antaranya, lebah madu berhasil dibudidayakan di wilayah Desa Nglangitan dan Dusun Kaliceper Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan.

“Hanya saja, saya melihat situasi, dengan sekian puluh box ini, harus melihat kondisi ketersediaan pakan yang menghasilkan nektar, sehingga harus berpindah-pindah tempat yang cocok di Kabupaten Blora agar produksi madu lebih cepat dan bagus,” jelasnya. (Dinkominfo Kab. Blora).

    Berita Terbaru

    Berusia 74 Tahun, RSUD dr. Soetijono Blora Punya 6 Inovasi Layanan Kesehatan
    25 April 2024 Jam 17:47:00

    Bertepatan dengan peringatan ulang tahunnya ke-74, Kamis (25/4/2024), RSUD dr. R. Soetijono...

    Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar PGP, Bupati Blora Minta Guru Semakin Kreatif dan Inovatif
    24 April 2024 Jam 00:58:00

    Bupati Blora H. Arief Rohman secara resmi membuka Lokakarya 7 Panen Hasil Belajar, Program...

    PENGUMUMAN PENGADAAN CALON DEWAN PENGAWAS PERUMDA AIR MINUM TIRTA AMERTA KABUPATEN BLORA
    23 April 2024 Jam 10:55:00

    Perumda Air Minum Tirta Amerta Kabupaten Blora membuka kesempatan bagi ASN untuk mengisi...